Mengutip laporan keuangannya, pendapatan PGEO hingga Juni 2024 turun 1,45% menjadi sebesar US$ 203,7 juta dari periode yang sama tahun 2023 yang sebesar US$ 206,7 juta.
Namun meskipun pendapatan turun, beban pendapatan dan beban langsung lainnya naik 6,27% menjadi US$ 88,1 juta dari sebelumnya yang sebesar US$ 82,9 juta. Sehingga, laba kotor turun menjadi US$ 115,5 juta dari sebelumnya sebesar US$ 123,7 juta.
Keuangan PGEO terdongkrak dari pendapatan keuangan yang meroket 665,3% hingga Juni 2024 menjadi US$ 19,9 juta dari sebelumnya yang sebesar US$ 2,6 juta, maka laba usaha PGEO sepanjang semester I tahun ini turun menjadi US$ 149,5 juta dari sebelumnya yang sebesar US$ 150,4 juta.
Selain itu beban keuangan juga menurun 11,2% sepanjang semester I tahun ini menjadi US$ 11,1 juta dari periode yang sama tahun lalu sebesar US$ 12,5 juta, maka laba sebelum beban pajak penghasilan sepanjang semester I naik tipis % menjadi US$ 138,3 juta dari sebelumnya US$ 137,9 juta.
Dikurangi beban pajak penghasilan, maka laba tahun berjalan PGEO hingga Juni 2024 mengalami kenaikan 3,7% menjadi US$ 96,2 juta dari periode yang sama tahun 2023 yang sebesar US$ 92,7 juta.
Adapun total aset PGEO hingga semester I tahun 2024 turun 2% menjadi US$ 2,90 miliar dibandingkan 31 Desember 2023 yang sebesar US$ 2,96 miliar.
Melansir data Refinitiv, rupiah sepanjang pekan lalu tertekan 0,62% ke angka Rp16.285/US$ pada perdagangan Jumat (26/7/2024).
Secara teknikal dalam basis waktu per jam, rupiah masih dalam tren pelemahan. Resistance terdekat di level psikologis Rp16.300/US$ jika ditembus memungkinkan rupiah menguji level terpuruknya lagi ke sewaktu Pandemi Covid-19 menyerang di RI di Rp16.390/US$.
Sementara itu, jika ada pembalikan arah menguat bisa dicermati posisi Rp16.275/US$ yang didapatkan dari garis rata-rata selama 20 jam atau Moving Average/MA 20.
Tren pelemahan rupiah yang terjadi mengingatkan pada situasi krisis 1998. Kala itu situasi Indonesia berkecamuk, tidak hanya pada persoalan ekonomi, namun juga sosial dan politik.
Pelaku pasar mungkin tak akan lupa sosok mendiang Bacharuddin Jusuf Habibie. Di masa kepemimpinannya yang singkat, yakni hanya 1 tahun 5 bulan, Presiden Ke-3 RI ini justru berhasil membuat mata uang garuda menguat 34% dari Rp 16.800 menjadi Rp 7.385 per dolar Amerika Serikat (AS).
Pada 21 Mei 1998, Bacharuddin Jusuf Habibie ketiban sampur melanjutkan nakhoda republik ini yang sedang terkoyak oleh krisis keuangan, yang berkembang menjadi krisis ekonomi dan krisis sosial. Demo mahasiswa dan krisis ekonomi yang berlarut menjungkalkan rezim Soeharto.
Beberapa pekan setelah dia menduduki kursi presiden, nilai tukar rupiah sempat ambrol hingga mencapai level terlemahnya sepanjang sejarah, yakni di level Rp 16.800 pada 1 Juni 1998. Sentimen pasar memang sangat buruk di tengah ambruknya ekonomi negara Asia lainnya.
Di Indonesia, bank rush (penarikan dana besar-besaran) menerpa bank-bank sejak tahun 1997 karena nasabah khawatir dana simpanan mereka hilang, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) jatuh dari level psikologis 500 ke 258 (pada 6 Oktober 1998), dan disintegrasi bangsa menyeruak.
Paket restrukturisasi perbankan untuk membangun kembali perbankan yang sehat pada 21 Agustus 1998 cukup efektif. Lewat kebijakan ini, beberapa bank di-merger untuk menjadi bank baru yang kuat dari sisi pendanaan, salah satu hasilnya adalah Bank Mandiri.
Pemerintahan Habibie juga mengambil keputusan besar untuk memisahkan Bank Indonesia (BI) dari pemerintah. Dengan pemisahan itu, BI menjelma menjadi lembaga independen dan mendapatkan lagi kepercayaan.
Habibie mampu meyakinkan pasar global dan menjinakkan tekanan atas rupiah meski tanpa dukungan intervensi BI, yang kala itu belum memiliki kewenangan stabilisasi rupiah. Gubernur BI Perry Warjiyo kini berwenang mengintervensi rupiah berkat UU tentang BI (No. 23 tahun 1999), yang diteken oleh Habibie.
Dalam masa pemerintahan Habibie, rupiah tercatat menguat 34,1%, dari Rp 16.800 per dolar AS (20 Mei 1998) menjadi Rp 7.385 (20 Oktober 1999). Rupiah bahkan sempat menyentuh level terkuatnya dalam sepanjang sejarah Indonesia setelah krisis 1997, yakni pada 6.550 per dolar AS (28 Juni 1999).
Sementara juara pertama pada race kedua kelas 250cc diraih pembalap asal Indonesia MD Farozi setelah menjadi yang tercepat dalam balapan 10 putaran di Sirkuit Mandalika dengan total catatan waktu 18 menit 00.806 detik.
Kemudian posisi kedua diraih pembalap asal Indonesia Muhammad Kiandra dengan total catatan waktu 18 menit 00.888 detik.
Arai kembali menunjukkan kehebatan setelah sebelumnya gagal naik podium pada race pertama ARRC di Sirkuit Mandalika dan harus finis di urutan empat, Sabtu (27/07).
“Saya ucapkan terima kasih kepada orang tua yang selalu mendoakan dan warga NTB yang telah memberikan motivasi,” katanya.
Pembalap asal NTB itu mengawali balapan dari baris 15 besar, namun begitu satu putaran langsung berada di barisan 5 besar bersama pembalap lain dan sempat memimpin balapan.
Namun pada final race persaingan begitu sengit dan arai berhasil mengamankan posisi tiga dengan total catatan waktu 18 menit 00.994 detik. Pada balapan race dua itu pembalap Indonesia mendominasi setelah semua naik podium.
“Pada race pertama kemarin saya melakukan kesalahan dan saya perbaiki pada race dua ini dan berhasil finis posisi tiga,” katanya.
Sebelumnya, Arai Agaska Dibani berhasil finis keempat pada race pertama ajang Asia Road Racing Championship (ARRC) Sirkuit Pertamina Mandalika kelas Asia Production (AP) 250cc meskipun sempat memimpin balapan, dari awal hingga final race, Sabtu (27/07).
Sementara, pada balapan di Sirkuit Mandalika tersebut podium pertama diraih pembalap asal Indonesia Reynaldo C Ratukore dengan catatan waktu 18 menit 05.640 detik dan podium kedua diraih Coa Viet Nam asal Vietnam dengan total catatan waktu 18 menit 06.292 detik.
Sedangkan podium ketiga ditempati pembalap Muhammad Faerozi Q dengan catatan waktu 18 menit 07.039 detik dan Arai Agaska mencatatkan total waktu 18:07.25 selama balapan 8 putaran.
Arai Agaska di Lombok Tengah mengatakan di awal balapan hingga jelang akhir lap dirinya sempat memimpin.
Bahkan empat pembalap dari Yamaha sempat mendominasi urutan satu hingga keempat.
“Karena terlalu memaksa untuk finis pertama dan mengalami slide (lap terakhir, red). Race 2 Minggu besok target naik podium,” katanya.
Untuk menghindari hal tersebut, berikut merupakan hal yang bisa dilakukan bagi pemilik m-banking dikutip dari laman resmi Otoritas Jasa Keuangan:
Tips untuk Menghindari Kejahatan Digital Banking:
1. Tidak memberitahukan kode akses/ nomor pribadi Personal Identification Number (PIN) kepada orang lain
2. Tidak mencatat dan menyimpan kode akses/ nomor pribadi SMS banking di tempat yang mudah diketahui orang lain
3. Periksalah transaksi secara teliti sebelum melakukan konfirmasi atas transaksi tersebut untuk dijalankan
4. Setiap kali melakukan transaksi, tunggulah beberapa saat hingga menerima respon balik atas transaksi tersebut
5. Untuk setiap transaksi, nasabah akan menerima pesan notifikasi atas transaksi berupa SMS atau email yang akan tersimpan di dalam inbox. Periksa secara teliti isi notifikasi tersebut dan segera kontak ke bank apabila ada transaksi yang mencurigakan
6. Jika merasa diketahui oleh orang lain, segera lakukan penggantian PIN
7. Bilamana SIM Card GSM hilang, dicuri, atau dipindahtangankan kepada pihak lain, segera beritahukan ke cabang bank terdekat atau segera melaporkan ke call center bank tersebut
8. Hati-hati dengan aplikasi di internet yang merupakan spam atau malware yang mungkin dapat mencuri data-data pribadi dan menyalahgunakannya di kemudian hari
9. Tidak melakukan transaksi internet di tempat umum seperti warnet, WIFI gratis, karena data-data kita berpotensi dicuri oleh pihak lain dalam jaringan yang sama
10. Tidak lupa melakukan proses log out setelah selesai melakukan transaksi di internet banking
11. Jika berganti ponsel, pastikan bahwa semua data-data sudah terhapus untuk menghindari penyalahgunaan oleh pihak lain yang menggunakan ponsel tersebut