
Anggota DPRD DKI Jakarta dari Fraksi PDI Perjuangan Hardiyanto Kenneth mengapresiasi Gubernur Pramono Anung yang telah memastikan pembangunan jalan layang (Flyover) Latumenten segera dimulai, dan ini dapat mengurangi kemacetan di daerah tersebut.
“Saya bersyukur pembangunan Flyover Latumenten bisa menjadi program prioritas Pemerintahan Provinsi DKI Jakarta,” kata Kenneth di Jakarta, Kamis.
Menurut dia, proyek infrastruktur yang berada di kawasan padat lalu lintas Jakarta Barat itu ditargetkan mulai dikerjakan pada Agustus atau paling lambat September 2025.
Jalan layang ini merupakan bagian dari komitmen pemerintah provinsi untuk mengatasi kemacetan kronis di wilayah Grogol Petamburan, Jakarta Barat, terutama di sekitar perlintasan kereta api yang kerap menjadi titik penyumbatan arus kendaraan.
Sehingga pembangunan flyover ini sangat membantu masyarakat dalam beraktivitas sehari-hari.
Kenneth menyampaikan rasa syukurnya dan apresiasi yang sebesar besarnya kepada Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung atas komitmennya dalam merealisasikan pembangunan Flyover Latumenten di kawasan Grogol Petamburan, Jakarta Barat.
“Saya mengucapkan banyak terima kasih kepada Pak Gubernur Pramono Anung yang sudah mendengar dan menindaklanjuti permintaan aspirasi masyarakat terkait kemacetan parah yang terjadi di wilayah ini. Ini adalah bentuk sinergi yang baik antara legislatif dan eksekutif,” ujarnya.
Bang Kent sapaan akrab Hardiyanto Kenneth menambahkan bahwa pembangunan flyover tersebut merupakan dari hasil tindak lanjut pada saat dirinya berinteraksi langsung dengan konstituen atau kegiatan Reses (Serap Aspirasi Masyarakat) yang di laksanakan pada dua tahun lalu, tepatnya pada tahun 2023.
Karena kata dia, wilayah itu sering sekali macet parah, kemudian dibuat kajian serta dilakukan investigasi dari hasil tersebut memang tiap pagi dan sore hari ketika kereta api lewat selalu tutup.
“Akibatnya pengendara mobil dan motor, terutama di depan Rumah Sakit Jiwa selalu terdampak. Macetnya bisa panjang, bisa mengular sampai ke depan Citraland,” ujarnya.
Ia menjelaskan, bahwa usulan pembangunan flyover ini sudah diajukan sejak kegiatan masa reses tahun 2023 lalu. Saat itu, Kent banyak menerima keluhan dari warga soal kemacetan parah akibat perlintasan kereta yang sering menutup jalan di kawasan Latumenten.
Dengan dimulainya proyek Flyover Latumenten pada bulan Agustus atau September 2025, Kent berharap permasalahan kemacetan lalu lintas di wilayah ini bisa segera terurai.
Ia juga meminta semua pihak, termasuk Wali Kota Jakarta Barat Uus Kuswanto dan jajaran Polres Jakarta Barat, untuk bisa melakukan koordinasi dalam mengatur lalu lintas selama proses konstruksi berlangsung.
“Saya minta Wali kota Jakarta Barat juga bisa melakukan program rekayasa lalu lintas. Saya harap pembangunan ini bisa berjalan lancar dan bisa cepat selesai,” ujar Ketua Ikatan Keluarga Alumni PPRA LXII Lemhannas itu.
Kent pun menyebutkan, bahwa tahap pembangunan kini sudah memasuki tahap sosialisasi kepada warga sekitar. Sosialisasi ini menjadi langkah awal yang penting sebelum dimulainya proses konstruksi yang dijadwalkan berlangsung mulai Agustus atau September 2025.
Kent pun menegaskan komitmennya untuk terus mengawal pembangunan Flyover Latumenten ini hingga tuntas.
Ia berharap proyek ini dapat memberikan manfaat nyata bagi masyarakat, khususnya dalam mengurangi kemacetan dan memperlancar mobilitas harian warga.
“Saya akan terus memantau proses pembangunan ini agar bisa berjalan dan selesai sesuai dengan jadwal dan tetap memperhatikan kenyamanan dan keamanan bagi warga sekitar,” katanya.
“Mudah-mudahan flyover ini bisa menjadi solusi yang benar-benar dirasakan manfaatnya oleh Masyarakat Jakarta Barat, khususnya bagi Warga Grogol Petamburan,” ujar Kent menambahkan.
Sebagai informasi, Flyover Latumenten, Jakarta Barat ini akan dibangun sepanjang 380 meter, membentang dari sisi selatan sampai ke utara Stasiun Grogol. Pekerjaan ini ditargetkan rampung pada tahun 2027.
Pembangunan ini tidak hanya menambah infrastruktur lalu lintas, tetapi juga dirancang sebagai struktur multiguna yang mendukung integrasi antara kendaraan pribadi, transportasi umum, dan akses pejalan kaki.