
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan bahwa Badan Pengelola Investasi Danantara menjajaki kerja sama dengan lembaga keuangan pembangunan milik pemerintah Amerika Serikat, U.S. International Development Finance Corporation (DFC), untuk investasi di sektor mineral kritis.
“Selanjutnya juga sudah ada pembicaraan Danantara dengan Development Finance Corporation untuk membiayai investasi ekosistem di bidang mineral kritis. Artinya Indonesia terbuka terhadap investasi karena investasi dari manapun itu kita terbuka, termasuk dari Amerika Serikat,” ujar Airlangga dalam konferensi pers Joint Statement Indonesia-AS di Jakarta, Kamis.
Menurutnya, inisiatif kerja sama dengan AS itu sejalan dengan visi keterbukaan Indonesia terhadap mitra global, sebagaimana juga tercermin dalam kerja sama dengan Uni Eropa melalui perusahaan Prancis, seperti Eramet.
“Itu juga kemarin yang diminta oleh EU di mana EU juga mendapatkan akses melalui perusahaan yang dimiliki oleh pemerintah Perancis, misalnya seperti Eramet. Itu sama dengan seperti Amerika dengan Freeport-nya,” jelas dia.
Adapun sebelumnya, langkah konkret menuju kolaborasi ini ditunjukkan lewat pertemuan antara CEO Danantara Indonesia Rosan Roeslani dan Chief of Staff and Head of Investments USDFC Conor Coleman di Kedutaan Besar Republik Indonesia di Washington D.C., pada 14 Mei 2025.
Dalam pertemuan tersebut, kedua pihak membahas peluang pendanaan berkelanjutan untuk proyek-proyek prioritas Indonesia, terutama di sektor transisi energi dan transformasi digital.
Danantara menyatakan komitmennya untuk memperkuat ekosistem investasi yang mendukung transformasi sektor energi dan digital. Kolaborasi ini diharapkan dapat mempercepat akses Indonesia terhadap pendanaan internasional berbasis dampak, sekaligus mempercepat transisi menuju ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.
“Kami melihat Indonesia memiliki potensi besar dalam pengembangan ekonomi hijau dan digital. Kemitraan yang solid akan membuka peluang lebih luas bagi skema pembiayaan inovatif yang memiliki dampak langsung bagi pembangunan berkelanjutan,” ujar Coleman.
Tak hanya itu, pada 5 Mei 2025 lalu, Chief of Investment Officer Danantara Indonesia Pandu Sjahrir juga bertemu dengan Menteri Keuangan AS Scott Bessent dan mantan Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin di sela agenda Milken Institute Global Conference di Los Angeles.
Dalam pertemuan tersebut, kedua pihak menyampaikan keyakinan bahwa hubungan Indonesia-AS dapat semakin diperkuat melalui peningkatan investasi di sektor-sektor strategis seperti ketahanan energi, hulu dan hilir energi, serta infrastruktur digital.