Bank Indonesia (BI) meluncurkan Blueprint Sistem Pembayaran Indonesia (BSPI) periode 2030. Rencana kerja BI terkait pengembangan sistem pembayaran selama 5 tahun ke depan itu terdiri dari 5 program yang dapat disingkat menjadi 4I+1RD.
“Ada 5 inisiatif yang dapat disingkat menjadi 4I plus 1RD,” kata Gubernur BI Perry Warjiyo dalam acara peluncuran di Jakarta Convention Center, Jumat, (2/8/2024).
Perry menjelaskan 4I yang dimaksud adalah pengembangan pada sektor Infrastruktur, Industri, Inovasi dan Internasionalisasi. Sementara 1RD yang dimaksud adalah pengembangan Rupiah Digital.
Dia pun mengungkapkan di bidang infrastruktur, BI akan terus memodernisasi infrastruktur untuk ritel salah satunya BI Fast Payment. Dia mengatakan BI akan memperkuat sistem pembayaran BI Fast ini dengan menggandeng pihak industri pembayaran.
Selain itu, BI Fast juga akan memenuhi standar internasional sehingga bisa dipakai tidak hanya di Indonesia, namun juga di negara lain. Sistem ini juga akan didorong tidak hanya untuk transfer Rupiah, tapi mata uang negara lain.
Perry mengatakan penguatan infrastruktur juga meliputi pembuatan payment ID.
Dengan payment ID, maka identitas orang yang melakukan transaksi dapat diketahui. Sistem ini dapat mencegah fraud.
“Ini penting untuk mengetahui siapa orang yang melakukan transaksi termasuk untuk fraud detection system,” kata dia.
Perry melanjutkan program kedua adalah industri. BI berencana mengkonsolidasikan seluruh pelaku industri pembayaran di Indonesia, baik bank maupun non-bank. Dia mengatakan konsolidasi ini tentu akan memperhatikan kemampuan masing-masing pelaku industri.
“Semua harus masuk ‘jalan tol’, tapi cara masuk ke jalan tolnya ada yang langsung bila mampu, yang tidak mampu numpang yang mampu.”
Perry melanjutkan rencana ketiga adalah inovasi. Dia mengatakan inovasi mencakup literasi keuangan masyarakat dan perlindungan konsumen.
Sementara program keempat adalah internasionalisasi. Dia mengatakan sistem pembayaran yang dikembangkan BI, seperti QRIS akan bisa dipakai di negara lain.
Dia mengatakan sejauh ini BI telah menjalin kerjasama dengan 8 negara untuk ini. Di antaranya, Malaysia, Singapura, Thailand, dan Filipina. Empat negara lain segera menyusul yaitu Jepang, Korea Selatan, India dan Uni Emirat Arab.
“Kami masih akan koordinasi dengan Tiongkok, tapi Tiongkok memerlukan waktu karena sistemnya agak berbeda,” kata dia.
Terakhir, Perry mengatakan BI sedang mempersiapkan peluncuran Rupiah Digital. Dia mengatakan Rupiah Digital akan menjadi satu-satunya mata uang digital yang resmi dikeluarkan oleh Indonesia.