PT Freeport Indonesia (PTFI) mengajukan permohonan kuota ekspor konsentrat tembaga pada 2025 mendatang. Ini artinya, perusahaan mengajukan perpanjangan masa ekspor konsentrat tembaga yang seharusnya berakhir pada Desember 2024 ini.
Sejatinya, memang Pemerintah Indonesia telah memberikan relaksasi ekspor konsentrat tembaga hingga 31 Desember 2024 dari sebelumnya yang hanya diizinkan hingga 31 Mei 2024. PTFI sendiri, mengantongi izin ekspor konsentrat tembaga sebesar 840 ribu Wet Metric Ton (WMT) hingga akhir 2024 ini.
Presiden Direktur PTFI Tony Wenas mengungkapkan alasan di balik pengajuan kuota ekspor ini. Dia menjelaskan, pengajuan perpanjangan waktu dan tambahan kuota ekspor ini karena terjadinya insiden kebakaran yang menimpa fasilitas pemurnian dan pemrosesan (smelter) tembaga terbarunya di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) JIIPE, Gresik, Jawa Timur pada Senin, 14 Oktober 2024 lalu.
Imbasnya, operasional smelter secara penuh diperkirakan akan mundur ke pertengahan 2025, dari semula ditargetkan beroperasi penuh pada akhir tahun 2024 ini.
“Kalau yang tahun 2025-nya, ya karena kita kan smelternya terjadi kecelakaan kebakaran, sehingga memang harus berhenti dulu dan kita harus perbaiki dulu itu,” jelasnya saat ditemui di sela acara Indonesia Mining Summit 2024, Jakarta, dikutip Kamis (5/12/2024).
Dia mengatakan, pihaknya meminta kepada pemerintah untuk memberikan tambahan masa ekspor konsentrat tembaga, setidaknya hingga smelter tembaga milik PTFI sudah bisa beroperasi secara penuh.
“Sehingga memang diperlukan fleksibilitas untuk bisa ekspor (konsentrat tembaga) di tahun 2025 sampai dengan smelter itu beroperasi kembali,” tambahnya.
Selain itu, Tony juga mengungkapkan bahwa pihaknya juga mengajukan tambahan kuota ekspor konsentrat tembaga hingga akhir tahun 2024 ini. Sayangnya, Tony tidak menyebutkan secara detail berapa tambahan kuota ekspor konsentrat tembaga yang diajukan perusahaan hingga akhir tahun 2024.
“Lagi kita diskusikan dengan pemerintah tambahan kuota, bukan relaksasi lah, kita mengajukan tambahan kuota ekspor untuk tahun ini,” katanya.
Dia menyebut, pihaknya saat ini masih terus melakukan diskusi dengan pemerintah perihal kebijakan terbaik yang mungkin bisa diambil.
“Belum tahu, lagi kita diskusikan terus dengan pemerintah,” tutupnya.