Ini Alasan Iran Belum Juga Serang Israel

Bendera Iran. (AP Photo/Jin-Man Lee/File Foto)
Foto: Bendera Iran. (AP/Jin-Man Lee/File Foto)

Iran bersumpah membalas dendam atas kematian pemimpin Hamas Ismail Haniyeh di Teheran ke Israel sejak awal Agustus. Namun hingga kini, hal tersebut belum dilakukan.

Lalu mengapa ini terjadi?

Mengutip New York Times, Kamis (22/8/2024), hal ini mungkin terkait kemungkinan eskalasi konflik ke konflik regional. Ini merujuk pernyataan juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Nasser Kanaani.

Meski menegaskan Israel memang harus dihukum, ia mengatakan “Teheran tidak tertarik untuk meningkatkan konflik regional”. Apalagi, pergantian kepemimpinan, baru terjadi di negeri itu di mana Iran memiliki pemerintahan dan kabinet baru di bawah sosok reformis Presiden Masoud Pezeshkian.

“Respons harus dikalibrasi dengan hati-hati agar tidak menutup pintu negosiasi dengan Barat yang dapat mengarah pada potensi keringanan sanksi,” kata analis Timur Tengah di Chatham House, sebuah kelompok riset di London, Inggris, Sanam Vakil.

Menurut direktur proyek Iran di lembaga pemikir Crisis Group, Ali Vaez, respons balasan Israel juga mungkin sedang dipertimbangkan. Termasuk bagaimana risikonya bagi Teheran.

“Itu menyisakan pilihan untuk respons substantif, tetapi itu, pada gilirannya, kemungkinan akan memicu respons Israel yang lebih besar dan Teheran tidak akan dapat mengendalikan siklus eskalasi yang dapat terjadi,” katanya.

Lagipula, bagaimana sikap Amerika Serikat (AS) dan sejumlah negara yang berpengaruh di Timur Tengah lain juga harus diperhitungkan. Diketahui guna menekan pembalasan Iran, AS melalui sekutunya Yordania telah melakukan perjalanan ke Teheran untuk melobi negeri itu.

Inggris, Prancis, Italia hingga Jerman melakukan pembicaraan dengan Pezeshkian atau perwakilannya. Di sisi lain, Presiden AS Joe Biden juga menelurkan lagi pembicaraan gencatan senjata Gaza untuk mendamaikan akar konflik di timur tengah perang Israel dan Hamas.

Mengutip Al-Jazeera sebenarnya pembalasan dendam Iran ke Israel sangat bergantung ke pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Khamanei. Meski ingin membalas pembunuhan yang dilakukan, ia perlu mengamankan masa depan Iran, ke titik yang lebih dari sekedar manuver “zona bau-abu” (antara perang dan perdamaian), untuk memberi tekanan pada musuh-musuh negeri itu.

“Implikasinya dapat membentuk kembali lanskap strategis Timur Tengah pada saat para negosiator berjuang keras untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata yang akan mengakhiri perang brutal Israel di Gaza,” katanya.

Sama seperti pengamat New York Times, sumber Al Jazeera juga mengatakan beberapa pihak dalam pemerintah Iran berpendapat bahwa menahan diri adalah tindakan yang paling bijaksana. Mereka khawatir serangan balasan dapat menjerumuskan Iran ke dalam konfrontasi yang berlarut-larut dan mahal dengan Israel, yang dapat melemahkan Teheran dan sekutu regionalnya.

“Kubu yang menahan diri – dari seluruh spektrum politik Iran – juga menyatakan harapan bahwa ketenangan sekarang dapat menjadi daya ungkit dalam negosiasi mendatang dengan AS, yang berpotensi membuka babak baru dalam hubungan AS-Iran dan menjadi tanggapan yang lebih ampuh terhadap provokasi Netanyahu,” muatnya.

toto slot online

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*