
Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa menegaskan kolaborasi lintas generasi menjadi kunci keberhasilan konservasi alam di provinsi tersebut.
“Keterlibatan seluruh lapisan masyarakat, dari generasi senior hingga generasi muda, akan memperkuat gerakan pelestarian lingkungan secara berkelanjutan,” ujarnya di Surabaya, Minggu, bertepatan Hari Konservasi Alam Nasional 2025 bertema “Membangun Sinergi antar Generasi untuk Masa Depan Konservasi”.
Menurutnya, setiap generasi memiliki potensi unik yang saling melengkapi dalam menjaga kelestarian alam.
Sinergi ini, kata dia, diharapkan membangun kesadaran publik tentang pentingnya menjaga lingkungan demi keberlanjutan masa depan.
Selain kolaborasi lintas generasi, lanjutnya, Pemprov Jatim melalui Dinas Kehutanan rutin menggelar festival mangrove yang meliputi penanaman mangrove, pelepasliaran burung air, serta edukasi generasi muda mengenai keanekaragaman hayati.
Kegiatan tersebut, menurutnya, melestarikan biodiversitas sekaligus menjaga keseimbangan ekosistem.
Ia mengatakan Jawa Timur juga memiliki kawasan konservasi penting, seperti Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, Alas Purwo, Baluran, Gunung Ijen, Cagar Alam Curah Alam Manis Sempolan, Pulau Sempu, dan Kebun Raya Mangrove Surabaya.
Khofifah menekankan tanggung jawab konservasi tidak hanya berada di pundak Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jatim, tetapi memerlukan peran pemerintah dan masyarakat.
Generasi senior dapat berbagi pengalaman serta menjadi teladan, sedangkan generasi muda menjadi motor penggerak perubahan dengan energi dan inovasi menghadapi tantangan lingkungan.
Ia meyakini keterlibatan seluruh generasi merupakan bentuk komitmen bersama melindungi alam Indonesia, yang berarti menjaga keseimbangan bumi.
“Mari kita gaungkan isu konservasi di ruang publik dan menjaga kelestarian alam sebagai warisan berharga generasi mendatang,” tutur Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa.