Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan, untuk mewujudkan keinginan pemerintahan baru yang akan dipimpin oleh Presiden Prabowo Subianto dimana pertumbuhan ekonomi bisa 8% harus menambah sumber pendapatan baru. Luhut bilang sektor sawit menjadi salah satu sumber pendapatan yang besar jika potensinya dimaksimalkan.
“Sebenarnya saya juga sudah lapor pada Presiden terpilih mengenai ini, karena saya katakan pada beliau, karena beliau pengen pertumbuhan ekonomi tinggi, tax ratio tinggi, ujung-ujungnya kan source of revenue, jadi sumber revenue kita itu harus bertambah. Nah saya laporkan, ya ini salah satu kelapa sawit,” ujarnya di gedung Kementerian Pertanian, Rabu (9/10).
“Kelapa sawit yang enggak pernah dijama atau kurang dijama atau mungkin tidak dijama, sehingga penerimaan itu enggak jelas gitu,” ungkapnya.
Luhut mengatakan, dalam menggali potensi kelapa sawit untuk penerimaan negara dimulai dari perbaikan tata kelola industri kelapa sawit melalui digitalisasi. Melalui digitalisasi, nantinya akan mendapatkan data yang akurat sehingga akan memudahkan industri dalam meningkatkan produktifitas.
“Kita mulai tata pengelolaan industri kelapa sawit ini. Ini kita lihat juga ekspor, penerimaan negara, dan harga minyak goreng waktu itu yang menjadi isu. Harga minyak goreng ini, ini yang menjadi isu waktu itu,” ucapnya.
Melalui digitalisasi, kata Luhut, juga mempersempit ruang gerak perilaku korupsi. Seperti misalnya kasus kelangkaan minyak goreng yang terjadi beberapa waktu lalu. Kelangkaan menjadi tidak terkendali karena tidak adanya pengelolaan tata kelola industri.
“Sekarang lihat dulu, pelajarin data awal mengenai kelapa sawit ini. Nah kalau kita lihat juga tahun 2022 harga TBS mengalami penurunan hingga titik tenerah. Namun saat itu sudah terkendali dan mampu menjaga harga di tingkat internasional. Ini kita lakukan. Jadi semua kalau kita lakukan terbuka dan kemudahan ditata dengan baik,” jelasnya.