Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif dan Bursa Karbon (PMDK) Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Inarno Djajadi mengatakan penghimpunan dana penawaran umum telah mencapai Rp 219 triliun hingga akhir November 2024
Nilai Penawaran umum dikumpulkan dari 34 emiten yang melakukan fund raising. Dari nilai tersebut, total initial public offering (IPO) mencapai Rp 51,2 triliun.
“Penghimpunan dana nilai penawaran umum Rp 219 triliun, dimana di antaranya 34 emiten baru yang melakukan fund rising dan IPO Rp 51,2 triliun,” kata Inarno, dalam RDK, Jumat (13/12/2024).
Menurut data BEI per 29 November 2024, sebanyak 39 Perusahaan telah tercatat di bursa. Adapun dana dihimpun mencapai Rp5.87 triliun.
Untuk perusahaan aset skala kecil, yang asetnya tercatat dibawah Rp50 Miliar, BEI mencatat ada 2 calon emiten yang mengantre. Sementara di aset skala menengah, dengan aset antara Rp50 Miliar-Rp250 Miliar, terdapat 6 emiten.
“Sementara 17 Perusahaan aset skala besar. Atau aset diatas Rp250 Miliar,” ungkap Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna kepada wartawan, dikutip Senin, (2/11/2024).
Adapun rincian sektor emiten dalam pipeline IPO tersebut adalah sebagai berikut:
• 1 Perusahaan dari sektor Basic Materials;
• 3 Perusahaan dari sektor Consumer Cyclicals;
• 5 Perusahaan dari sektor Consumer Non-Cyclicals;
• 4 Perusahaan dari sektor Energy;
• 3 Perusahaan dari sektor Financials;
• 2 Perusahaan dari sektor Healthcare;
• 3 Perusahaan dari sektor Industrials;
• 0 Perusahaan dari sektor Infrastructures;
• 3 Perusahaan dari sektor Properties & Real Estate;
• 0 Perusahaan dari sektor Technology;
• 1 Perusahaan dari sektor Transportation & Logistic
Lebih lanjut, OJK mencatat penggalangan dana securities crowdfunding (SCF) sejak pemberlakuan hingga November, OJK sudah memberikan 694 izin penerbitan efek yang mencakup 170.000 pemodal dan total dana SCF yang dihimpun mencapai Rp 1,33 triliun.
Dalam kesempatan ini, OJK juga mencatat pasar saham domestik hingga akhir November masih melemah 6,07% secara bulanan (mtd/month to date), ke level 7.114 dan secara tahun kalender, tetapi IHSG masih minus 2,18% (ytd). Sementara itu, perolehan dana asing mengalami net sell Rp 16,81 triliun (mtd/month to date). Namun, secara tahun kalender, dana asing masih mencatatkan net buy Rp 21,56 triliun.
Kemudian, Indonesia Composite Bond Index (ICBI) meningkat 2,34% (ytd/year to date) dan reksadana mengalami net subscription hingga Rp 3 triliun (mtd) dan Rp 6,78 triliun (ytd) per 29 November 2024.