RI, China Sampai Jepang Makin Tinggalkan Dolar AS

Ilustrasi dolar Amerika Serikat (AS). (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Ilustrasi dolar Amerika Serikat (AS). (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Transaksi tanpa dolar Amerika Serikat makin marak dilakukan Indonesia melalui instrumen Local Currency Settlement (LCS).

Hal ini menjadi salah satu instrumen yang memperkuat nilai tukar rupiah, selain masuknya aliran modal asing ke dalam negeri. Sebagaimana diketahui, rupiah beberapa hari terakhir mampu bergerak di kisaran atas Rp 15.400/US$ dari awal Agustus masih di kisaran atas Rp 16.000/US$.

Berdasarkan catatan Bank Indonesia (BI), transaksi LCS per Juli 2024 telah mencapai US$ 762 juta, atau naik 33% dibanding bulan yang sama pada tahun lalu.

“Kalau LCS makin naik artinya kebutuhan dolar untuk transaksi perdagangan khususnya akan berkurang,” kata Deputi Gubernur Senior BI Destry Damayanti saat konferensi pers di Kantor Pusat BI, Jakarta, Rabu (21/8/2024).

Selain transaksinya yang meningkat, Destry mengatakan, pelaku transaksi yang menggunakan instrumen LCS juga meningkat, dari akhir 2023 hanya 2.602 orang menjadi 5.063 orang.

“Sekarang mencapai 5.063, padahal akhir tahun lalu baru 2.602. Jadi ini kombinasi kebijakan-kebijakan BI dalam rangka untuk menjaga stabilitas rupiah,” tegasnya.

Sejak diperkenalkan pada 2018, LCS memang banyak digunakan oleh pelaku usaha dalam rangka perdagangan antar negara dan investasi.

Hingga saat ini, Indonesia telah melakukan kerja sama LCS dengan sejumlah negara di kawasan antara lain Malaysia, Thailand, Jepang dan China.

Namun, jelang akhir 2023, Indonesia telah memiliki kesepakatan bersama untuk membangun kerja sama LCS dengan Singapura dan Korea Selatan.

kas138

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*