Dataran Tinggi Tibet yang terletak di bagian Barat China adalah dataran tertinggi di dunia yang menawarkan pemandangan super indah. Namun, “Atap Dunia” ini ternyata dihindari sebagai jalur penerbangan. Apa alasannya?
Melansir dari Travel Leisure, ada beberapa alasan mengapa Dataran Tinggi Tibet dihindari pesawat komersial sebagai jalur penerbangan, yakni luas wilayah, ketinggian, dan risiko turbulensi. Berikut ulasan lengkapnya.
1. Luas Wilayah
NASA dan Survei Geologi Amerika Serikat (AS) mengungkapkan bahwa Dataran Tinggi Tibet memiliki wilayah seluas 465 ribu mil persegi atau sekitar 1.204.344 kilometer persegi. Luas jutaan kilometer itu disebut empat kali lipat lebih besar daripada Texas.
Sayangnya, Dataran Tinggi Tibet tidak memiliki tempat pendaratan darurat di tengah luasnya wilayah ktu. Akibatnya, risiko kecelakaan jika melintas di Dataran Tinggi Tibet bisa semakin tinggi jika terjadi masalah yang memerlukan pendaratan darurat.
2. Tinggi Pegunungan
Dataran Tinggi Tibet mencakup sejumlah pegunungan besar, termasuk Himalaya dan rumah bagi gunung tertinggi di dunia, Gunung Everest. Dilaporkan, wilayah ini merupakan salah satu yang tertinggi di dunia, yakni dengan ketinggian rata-rata sekitar 14.800 kaki.
Meskipun pesawat kerap terbang di atas 30 ribu kaki alias melebihi ketinggian Dataran Tinggi Tibet, kawasan ini tetap tak bisa dilewati dengan alasan tingkat oksigen.
“Jika sebuah pesawat mengalami dekompresi pada ketinggian jelajah, masker oksigen akan terbuka dan pesawat akan turun dengan cepat ke ketinggian dengan lebih banyak oksigen, idealnya di bawah 10 ribu kaki,” tulis laporan Travel Leisure, dikutip Senin (4/11/2024).
Selain itu, pegunungan juga paling berpotensi menciptakan risiko turbulensi sehingga dapat mengganggu kenyamanan penumpang. Maka dari itu, Dataran Tinggi Tibet “dihapuskan” dari jalur penerbangan demi kenyamanan dan keselamatan penumpang.