Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Arifah Fauzi (tengah), Plt Sekretaris Menteri PPPA Titi Eko Rahayu (kedua kiri), dan Wamen PPPA Veronica Tan (kedua kanan) dalam acara “Jalan Santai dan Kampanye Dare to Speak Up dalam rangkaian peringatan 16 Hari Anti Kekerasan terhadap Perempuan”, di Jakarta, Minggu (8/12/2024). (ANTARA/Anita Permata Dewi)
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Arifah Fauzi mengatakan bahwa kasus anak remaja berinisial MAS (14) yang membunuh ayah dan neneknya di Lebak Bulus, Jakarta Selatan, hendaknya menjadi introspeksi bagi para orang tua dan calon orang tua untuk menerapkan pola pengasuhan positif terhadap anak.
“Peristiwa ini mungkin menjadi introspeksi kita, calon ibu, calon ayah, maupun keluarga untuk belajar bagaimana pola asuh yang tepat untuk anak-anak kita,” kata Menteri PPPA Arifah Fauzi di acara “Jalan Santai dan Kampanye Dare to Speak Up dalam rangkaian peringatan 16 Hari Anti Kekerasan terhadap Perempuan”, di Jakarta, Minggu.
Pihaknya juga menekankan bahwa keberadaan media sosial juga pengaruhnya besar terhadap tumbuh kembang anak.
“Media sosial dan sebagainya ini punya pengaruh yang sangat besar (terhadap tumbuh kembang anak),” katanya.
Arifah Fauzi mengatakan motif kasus tersebut belum diketahui.
Meski demikian, menurut dia, MAS adalah sosok anak yang baik dan patuh kepada orang tuanya.
“Motifnya belum ketahuan, tetapi yang jelas anak ini anak yang taat, yang sangat patuh kepada orang tuanya, ibadahnya juga oke, pendidikannya juga bagus,” kata Arifatul Choiri Fauzi.
Sebelumnya, MAS (14) membunuh ayahnya berinisial APW (40) dan neneknya berinisial RM (69) serta melukai ibunya AP (40) di perumahan di kawasan Lebak Bulus, Cilandak, Jakarta Selatan, Sabtu (30/11) pukul 01.00 WIB.
Saat ini sang ibunda, AP masih menjalani perawatan di rumah sakit Fatmawati, Jakarta Selatan, karena luka berat yang dideritanya.
Polres Metro Jakarta Selatan sampai saat ini masih mendalami kasus ini untuk menemukan motif pembunuhan. https://calling88.store/