
Emiten bank pita emas RI, PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) kembali meraup laba bersih tertinggi sepanjang masa pada 2024 lalu.
Menurut data laporan keuangan bank Mandiri mencatat, laba bersih yang diatribusikan ke pemilik entitas induk untuk periode 12 bulan pada 2024 mencapai Rp55,8 triliun. Perolehan tersebut tumbuh 1,31% secara tahunan (yoy) dari perolehan tahun 2023 sebesar Rp55,06 triliun.
Sejak 1999, bank Mandiri hanya tiga kali mencatat penurunan kinerja dan itu terjadi karena krisis ekonomi, yakni pada 2005, 2016, dan 2020.
Perlu dicatat, pada 2005 Indonesia mengalami krisis moneter gara-gara hanya minyak melambung. Pada 2016, terjadi akibat efek dari krisis 2015 yang waktu rupiah sempat ambruk sampai 14%. Sementara pada 2020 ada krisis akibat pandemi Covid-19.
Untuk rugi, bank Mandiri hanya pernah mengalami sekali dan itu pada 1999 akibat efek krisis 1998 di mana waktu itu terjadi kejatuhan Presiden Soeharto setelah 32 tahun berkuasa. Waktu itu, rupiah ambles 197% ke posisi Rp16.650/US$, total utang luar negeri naik 150,8%, dan rasio utang luar negeri terhadap devisa mencapai 8,6 kali.
Secara industri, perbankan mengalami risiko kredit yang membengkak, di mana Non Performing Loan (NPL) gross mencapai 30%. Sementara suku bunga acuan Bank Indonesai (BI) mencapai 60%.
Dari periode krisis itu, akhirnya bank Mandiri kembali bangkit dan membangun fundamental keuangan yang solid.
Adapun, capaian laba bersih sampai tahun lalu berhasil terhitung menjadi yang tertinggi sepanjang masa.
Mengutip laporan keuangan Bank Mandiri, pencapaian laba 2024 tersebut tidak terlepas dari pendapatan bunga dan syariah bersih sebesar Rp101,75 triliun, naik 6,12% yoy pada tahun 2024.
Pada fungsi intermediasi, penyaluran kredit Bank Mandiri tercatat melesat 19,36% yoy menjadi sebesar Rp1.623,21 triliun, pada periode yang berakhir Desember 2024.
Kualitas kredit pun terjaga dengan rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) gross sebesar 0,97% dan NPL net sebesar 0,33% per Desember 2024.
Pada penghimpunan dana, Bank Mandiri berhasil mencatatkan total dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp1.698,89 triliun, tumbuh 7,74% yoy dari setahun sebelumnya Rp 1.576,94 triliun.
Dengan begitu, rasio pinjaman terhadap simpanan atau loan to depostit ratio (LDR) Bank Mandiri sebesar 98,04% per akhir tahun 2024, melambung dari setahun sebelumnya 86,75%.
Aset Bank Mandiri pun tercatat meningkat 11,63% yoy menjadi Rp2.427,22 triliun pada akhir tahun 2024.